Wednesday 9 January 2013

kuliner

Wah, di saat udara dingin siang ini paling afdol tentu makan yang hangat dan pedas. Hidangan khas Sulawesi Utara di rumah makan ini bahkan bisa bikin keringat meleleh. Ada ayam rica, ikan woku plus sambal dabu-dabu yang pedas segar menggigit. Wuih, sedapnya!

Hidangan Manado sangat terkenal dengan rasanya yang pedas dengan sesnsasi asam. Karena itulah membuat banyak penyuka rasa pedas menggemari hidangan ini. Karenanya untuk menepis udara dingin, kami bersantap siang di restoran Pingkan Masakan Manado yang berada di kawasan Duren Tiga Raya.

Bangunan restorannya mungil dan tak jelas terlihat dari jalan. Papan nama restorannya berwarna biru dan merah, bertuliskan “Pingkan Masakan Manado Halal”. Memang benar resto ini sudah mengantongi sertifikat halal dari LPPOM-MUI, bukti jelasnya ditempel pada dinding depan pintu masuk restoran.

Hampir semua hidangan Manado populer ada di daftar menu. Mulai dari beragam ikan bakar, woku balanga, rica-rica, sayuran tumis, bakwan jagung hingga kue-kue Manado dan aneka minuman. Berhubung perut lapar maka kamipun memesan perkedel jagung, dabu-dabu, ayam rica, tenggiri woku dan bunga pepaya.

Empat buah perkedel jagung yang hangat jadi pembuka. Digoreng garing hingga kekuningan, biji jagung manisnya renyah berpadu pas dengan adonan tepung yang lembut hangat. Wuih.. makin dahsyat saat dicocol dengan dabu-dabu lilang. Sambal khas ini berisi potongan tomat muda, bawang merah juga cabai rawit merah dan hijau yang asam segar.

O, ya di rumah makan ini kalau ingin rasa pedas yang dahsyat bisa memesan tambahan cabai. Ikan tenggiri woku (Rp. 20.000) disajikan dengan porsi 1 orang. Ikannya berupa potongan sedang, direndam kuah berwarna kuning. Aroma harum dari kemiri, sereh, daun jeruk, daun kunyit dan kemangi tajam. Kuahnya yang encer terasa gurih ini makin mantap disupa dengan nasi pulen hangat. Nyam-nyam!

Wah, tampilan Ayam rica-rica nya (Rp. 17.000) sangat menggiurkan. Ditutupi sambal yang royal dengan genangan sedikit minyak berwarna oranye kemerahan. Ayamnya terasa empuk garing. Benar saja dugaan kami, rasa pedas menyengat langsung terasa saat ayam dan bumbunya mendarat di lidah. Ini yang justru makin bikin kami semangat menyantapnya.

Apalagi ditemani garo bunga pepaya (Rp. 15.000) yang tampil cantik. Rasa bunga pepaya renyah, sedikit pahit tidak terlalu terasa. Justru cenderung lebih gurih, sengatan pedas yang berasal dari cabai rawit merah yang diulek kasar dan diaduk dengan bunga pepaya ini.

Tak terasa keringat meleleh di dahi dan leher dan badan terasa hangat segar. Pedasnya cabai masih melekat dahsyat di lidah. Untung saja segelas es kacang merah yang disiram susu cokelat bisa meredakannya. Kacang tanah yang empuk legit dengan es serut yang royal jadi penumpas rasa panas di lidah. Wah, sedapnya makan siang kali ini!

No comments:

Post a Comment