Wednesday 9 January 2013

tari saman

Tari Saman Aceh Gayo diperhitungkan dunia

The Arts Collection
Selain aroma kopinya yang harum, Aceh Gayo punyai satu kekayaan budaya yang patut diperhitungkan. Tari Saman. Tarian yang memiliki ritme gerakan memukau dengan mengandalkan kecepatan dan kecermatan sang penari. Tarian itu sedang diperhitungkan Unesco untuk menjadi warisan budaya dunia yang harus dilindungi.


Tari Saman menjadi seni tari yang masuk nominasi dalam sidang ke-6 Komite Antar Pemerintah Untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO di Nusa Dua Bali, November 2011 lalu. Dalam forum tujuh hari yang membahas berbagai warisan budaya tak benda di seluruh dunia itu, Tari Saman diulas tuntas dan ditentukan posisinya di antara budaya dunia.

Ada sejumlah 80 nominasi lainnya, termasuk Fado dari portugal dan music Mariachi dari Mexico. Sebanyak 400 participant dari seluruh anggota UNESCO hadir untuk menilai 80 nominator ini sebagai kekayaan 'bukan benda', yang patut untuk dilegitimasi seluruh dunia sebagai kekayaan global nantinya.

Tentunya, ini hal yang patut diperjuangkan oleh Indonesia sebagai tuan rumah sidang komite ini. Apalagi, terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah dalam sidang ini dipilih secara aklamasi dari 24 negara calon tuan rumah pada sidang sebelumnya di Nirobi, Kenya, November setahun lalu.

Profesor Aman Wirakartakusumah, ketua komite menyatakan, Tari Saman masuk dalam kategori praktik terbaik perlindungan warisan budaya tak benda ini atau Best Safeguarding Practise. Sekaligus, masuk dalam kategori daftar budaya tak benda yang memerlukan perlindungan mendesak atau Urgent Safeguarding List.

Menteri Pendidikan dan Budaya, Muhammad Nuh melihat seni asli Kabupaten Gayo sebagai domain penting dari proses “tuntunan” dan “tontonan”. Tuntunan dalam arti bisa di eksplorasi untuk mengajarkan pada generasi yang akan datang dalam nilai-nilai dan peradabannya. Sedangkan tontonan mengambil domain nilai ekonomi.

"Nilai ekonomi dalam merangkai tarian Saman akan membingkai tujuan ekonomi kreatif yang menjadi domain Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," katanya. Marie Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang ada di forum itu mengamini. Kementriannya bertekad membuat strategi multiple effect.

Jika tariannya sudah dikenal banyak masyarakat di dunia, efeknya tidak hanya mengharumi Gayo, tapi juga Indonesia secara keseluruhan. Harapan Marie, akan terjadi penguatan dalam berbagai sektor. Swasta, pemerintah maupun komunitas. Utamanya komunitas adat sebagai pihak yang berkepentingan dalam jangkan panjang. "Semua pihak berhak dan wajib untuk merawat sebagai upaya pelestarian peradaban," jelasnya.

Upaya pelestarian

Irine Bokova, Direktur UNESCO mengharapkan, ada sebuah badan-badan pelestarian budaya yang tak henti-hentinya melakukan upaya strategis baik merawat maupun mempromosikan nilai budaya. 'Warisan budaya tak benda' yang menjadi kepedulian Unesco meliputi segala praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, ketrampilan: alat-alat, benda (alamiah), artefak dan rung-ruang budaya yang diakui oleh berbagai komunitas atau kelompok.

Dalam konvensi 2003 UNESCO, pada pasal 2 ayat 1, menjelaskan hal itu. 'Warisan budaya tak benda' tengah diekspresikan dalam 5 domain. Pertama, tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak benda. Selanjutnya seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan. Lalu, semua hal yang berhubungan dengan pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta. Dan tentu saja, kemahiran kerajinan tradisional.

@normakartika

No comments:

Post a Comment